Di Papua Barat Jangan Bicara Ham Ini Murni Masalah Kedaulatan Bangsa

    Di Papua Barat Jangan Bicara Ham Ini Murni Masalah Kedaulatan Bangsa

    NDUGA PAPUA BARAT - Sekretaris Jenderal Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia, Bintang Wahyu Saputra, dirinya bisa memahami keputusan Presiden Joko Widodo yang akan mengambil tindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang terus melakukan teror keji dan pembunuhan terhadap masyarakat di Papua. 

    Selain itu, Bintang juga meminta Jokowi untuk mengabaikan semua pernyataan Benny Wenda, yang mana di luar negeri dia mengaku sebagai Presiden interim United Liberation Movement for West Papua atau ULMWP.  

    OIC of Youth Indonesia mengerti dan memahami tentang keputusan Presiden Jokowi dalam mengambil tindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

    Selama ini mereka terus melakukan teror dan pembunuhan terhadap masyarakat Papua, dan bukan hanya TNI dan Polisi, masyarakat sipil juga jadi korban.” Ujar Bintang kepada beberapa awak media, (02/05/2021).

    Menurut Bintang, Presiden Jokowi dan pemerintah tidak perlu menghiraukan pernyataan Benny Wenda, ya karena dia itu bukan siapa-siapa, dia hanya warga negara asing yang mengaku sebagai Presiden Papua Barat. 

    Selain itu Bintang meminta agar negara lain tidak perlu ikut campur urusan dalam negeri Indonesia, ya karena Indonesia adalah negara yang berdaulat penuh.   

    Papua dan Papua Barat adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), itu sudah Final, Not Excuse. 

    Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Agustus 1969 yang difasilitasi oleh PBB, dengan aklamasi penuh, pada waktu itu masyarakat Papua telah memilih untuk bergabung menjadi bagian dari negara kesatuan republik Indonesia, jadi semua ucapan Benny Wenda cuekin aja, ” kata Bintang.

    “OIC Youth Indonesia berterimakasih jika negara lain tidak ikut campur urusan internal negara Indonesia, terutama soal Papua, jangn ganggu kedaulatan kami hanya karena negara Anda bersimpati kepada Benny Wenda.

    Dalam pergaulan dunia disitu ada etika, hormati kedaulatan negara sahabat mu, mari sama-sama kita jaga hubungan bilateral dan multilateral yang selama ini terjalin demgan baik, ” kata Bintang.  

    Seperti diketahui bersama, ternyata Benny Wenda telah memberikan pernyataan provokatif dengan menyatakan bahwa, Indonesia telah membunuh 500.000 orang Papua. 

    Pernyataan ini disampaikan oleh Benny Wenda kepada media setelah menyikapi keputusan Presiden Jokowi yang akan menindak tegas KKB Papua, tentu saja ini pernyataan ngawur yang tidak perlu ditanggapi. 

    Tambah bintang, dalam penyelesaikan masalah di Papua dan Papua Barat, itu bukan perkara gampang, disisi lain, ya karena disitu ada banyak pihak yang sengaja mengobok-obok, intinya mereka tidak ingin masyarakat Papua dan Papua Barat aman dan sejahtera. 

    Dengan adanya intrik seperti itu, akibatnya, dengan berulang ulang pemerintah indonesia hanya disibukkan oleh masalah yang sama.  

    Sebenarnya, akar permasalahan di Papua dan Papua Barat itu hanyalah kesejateraan, maka dari itu pemerintah lewat Inpres Nomor 9 Tahun 2020, menginstruksikan agar penyelesaian masalah di Papua hanya dengan masalah kesejahteraan, bukan dengan penyelesaian bersenjata, ya salah satunya dengan melanjutkan Otsus dan menambah Dana Otsus.” papar Bintang.

    “Pemerintah sudah mengkategorikan KKB sebagai Teroris, padahal apa yang dilakukan KKB levelnya sudah diatas itu, kenyataan mereka itu separatis karena terus menggembor-gemborkan Papua Merdeka. 

    Dalam kajian militer kalau separatis, itu kan harus ditumpas, tapi pemerintah indonesia tidak demikian adanya, ya karena bagaimanapun kan mereka itu bagian dari Indonesia.” jelas Bintang.

    Bintang mengakui bahwa diluar sana masih banyak pihak yang mengaku sebagai aktivis HAM, mereka memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dunia, dan tidak jarang juga mereka menyebarkan berita palsu dan menyembunyikan tindakan keji KKB.

    Di luar sana, banyak pula yang menyudutkan pemerintah Indonesia dengan menyembunyikan tindakan keji KKB, padahal di Papua KKB itu sudah ditolak masyarakat adat, Dewan Masyarakat Papua yang dipimpin Yanto Eluay, putra tokoh masyarakat adat karismatik Theys Hiyo Eluay, ” kata Bintang.

    Karena itu dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal Organization of Islamic Cooperation (OIC) of Youth Indonesia, Bintang akan menyampaikan informasi apa yang sebenarnya terjadi di Papua dan Papua Barat dan juga apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

    “Saya ingin masyarakat dunia tahu apa yang sebenarnya terjadi di papua, ya setidaknya saya bisa sampaikan kepada rekan-rekan sesama aktivis OIC of Youth yang beranggotakan 57 negara.

    Saya sampaikan bahwa, apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia itu adalah tindakan penegakan hukum, menindak tegas pelaku kriminal KKB, ini bukan genosida yang digembar gemborkan oknum aktivis Papua Merdeka dan simpatisannya di luar negeri, ” tegas Bintang.

    Bintang Wahyu Saputra adalah seorang Sekretaris Jenderal Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia, ini adalah Organisasi Pemuda dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara yang tersebar di Asia, Eropa, dan Afrika.

    Berikut 57 negara anggota OIC Youth: Afganistan​
    Aljazair​, Chad​, Guinea​​
    Indonesia​, Iran​​, Kuwait​​
    Lebanon​​, Libya, Malaysia​
    Mali​​, Maroko​, Mauritania​
    Mesir​, Nigeria​​, Pakistan​
    Palestina, Arab Saudi​​
    Senegal​​, Sudan​, Somalia​
    Tunisia​​, Turki​, Yaman 
    Yordania​​, Bahrain​, Oman​
    Qatar​​, Suriah​​, Uni Emirat Arab​​, Sierra Leone​​
    Bangladesh​, Gabon​
    Gambia​​, Guinea-Bissau​​
    Uganda​​, Burkina Faso​​
    Kamerun​​, Komoro​​, Irak​ 
    Maladewa​, Djibouti​​, Benin​​
    Brunei​​, Nigeria, Azerbaijan​
    Albania​, Kirgizstan Tajikistan​, Turkmenistan​​
    Mozambik, Kazakhstan​
    Uzbekistan​, Suriname​
    Togo​, Guyana​, Pantai Gading.*****

    (Anton AS)

    Pangandaran Jawa barat
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Brilian! Guru Madrasah Pangandaran SudahTerbitkan...

    Artikel Berikutnya

    Even Though In pandemic Era, the Total Regional...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Bakamla RI Berikan Pertolongan Medis ABK KM Lintas Samudra 2 di Perairan Natuna
    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan

    Ikuti Kami