Terkuaklah Penyebab Depresinya Pelaku Pembacokan dan Pembakaran Kios di Pangandaran

    Terkuaklah Penyebab Depresinya Pelaku Pembacokan dan Pembakaran Kios di Pangandaran

    PANGANDARAN JAWA BARAT - Pihak keluarga Karim, sebagai pelaku pembacokan 5 warga dan pembakaran 4 kios di Pasar Wisata Pangandaran menyatakan permohonan maaf kepada para korban dan seluruh masyarakat.

    “Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban dan seluruh masyarakat atas prilaku sadis saudara kami, semoga para korban cepat sembuh, " kata Sukiman, adik ipar Karim, Kamis (1/4/2021) di RSUD Pandega Pangandaran.

    Dengan didampingi polisi, pihak keluarga mengambil mayat Karim dari kamar mayat RSUD Pandega Pangandaran.

    Karim sebagai pelaku,   yang profesinya penjahit di pasar wisata Pangandaran akan dimakamkan di TPU Dusun Cikuya Desa Langkapsari Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis.

    Karim ber-KTP Banyumas Jawa Tengah, tapi Kecamatan Banjaranyar Ciamis adalah kampung halamannya, " katanya.

    Menurut Sukiman, beberapa hari sebelum kejadian, Karim datang dan menginap selama 2 malam di rumahnya.

    “Saya tak banyak bicara dengan dia. Sejujurnya hubungan Karim dengan kami sudah lama renggang. Kami hanya bicara selewat-selewat saja, ” tutur Sukiman.

    Waktu itu, Ketika kami bertemu, nampaknya Karim seperti sedang dirundung masalah,   “Memang akhir-akhir ini dia terdesak kebutuhan ekonomi, termasuk kebutuhan berobat istrinya yang sakit jiwa.

    Waktu di rumah Kami, dia tak banyak bicara, bahkan perginya pun tidak pamit, dia datang sendiri, dan istrinya ditinggal di Pangandaran, ” terang Sukiman.

    Sementara Sutarno, adik kandung Karim mengatakan, kakaknya itu menikah dengan Amirah, kurang lebih selama  30 tahun.

    Awalnya, kehidupan Karim baik-baik saja, sebelum domisili di pangandaran, dia menekuni profesinya sebagai penjahit di Jakarta.

    “ Hasilnya, Karim bisa membangun rumah di kampungnya, Istrinya juga waktu itu masih  sehat, ” kata Sutarno.

    Menurutnya, masalah yang melanda Karim dan Amirah dimulai  sekitar 10 tahun lalu, yang mana keduanya tergiur tawaran investasi online.


    “mereka ikutan investasi online, yang katanya itu jalan cepat kaya, tapi ternyata mereka tertipu hingga hartanya habis, " kata Sutarno.

    Uang yang dihabiskan oleh Karim cukup banyak, sampai dia kehilangan aset-asetnya yang berharga.

    Akibat jadi korban investasi bodong itulah, kehidupan Karim mulai berantakan, istrinya nampak stres hingga dinyatakan sakit jiwa.

    Rumahnya dijual, harta benda sisa investasi bodong habis untuk upaya pengobatan istrinya.

    “Dia pindah ke Banyumas, sempat pindah ke Padaherang hingga terakhir pindah ke Pangandaran.

    Mungkin dia tertekan dengan masalah itu,   ekonomi sulit, malah istripun tak kunjung sembuh, " papar Sutarno.

    Terkait tindakan polisi yang menembak mati Karim, kami, pihak keluarga merelakannya, Ya, Kami ikhlas, polisi sudah tepat, karena kalau dibiarkan mungkin korban akan semakin banyak, ” tandasnya. (Anton AS)

    Pangandaran Jawa barat -
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Diduga Stres Bacok 5 orang Warga terus Bakar...

    Artikel Berikutnya

    Even Though In pandemic Era, the Total Regional...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Ratusan Warga Gruduk Kantor Desa Sindangjaya    Mangunjaya
    Lanud Sultan Hasanuddin Gelar Doa Bersama Jelang HUT Koopsudnas
    Polisi Buka Posko Pelayanan untuk Warga Korban Kebakaran di Kemayoran
    Dittipidsiber Tangkap Pelaku Deepfake Presiden Prabowo dan Pejabat Negara Lainnya
    Lanud Sultan Hasanuddin Dukung  Jungar Prajurit Wing Komando II Kopasgat

    Ikuti Kami