Hanya Sosok Aktivis Bermental Organisatoris Yang Pantas Melanjutkan Regenerasi Kepemimpinan Mahasiswa Di Kampus  

    Hanya Sosok Aktivis Bermental Organisatoris Yang Pantas Melanjutkan Regenerasi Kepemimpinan Mahasiswa Di Kampus  

    PANGANDARAN JAWA BARAT - Musyawarah Besar (MUBES) Ke-VI Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) Al Farabi Pangandaran yang dilaksanakan pada sabtu-minggu 14-15 Januari 2022 selesai digelar. 

    Peserta kegiatan yang idealnya diikuti oleh seluruh mahasiswa yang diwakili 3 peserta penuh dari setiap kelas/prodi dan 3 delegasi dari setiap oramawa (DEMA, SEMA, HMPS MPI, HMPS PIUD, HMPS BKPI, UKM dan UKK ini tidak sesuai ekspetasi, yang seharusnya peserta penuh berjumlah 93 orang dan 357 peserta peninjau. Pada nyatanya yang mampu bertahan sampai akhir memastikan keberlangsungan MUBES Ke-VI hanya ada 17 orang. 

    Dalam dinamika keberlangsungan MUBES yang digelar selama 2 hari menunjukan bahwa orang yang mampu bertahan adalah dia yang serius menginginkan perubahan nyata. 

    MUBES merupakan kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi untuk pembentukan ketua umum beserta jajaran pada suatu organisasi. Mubes dilakukan pada akhir kepengurusan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk melakukan rencana kegiatan demi kemajuan organisasi selanjutnya. Maju mundurnya suatu organisasi terletak pada kualitas dan kuantitas pengurus yang ada di dalamnya. Namun itu saja tidak cukup, diperlukan loyalitas dan konsistensi terhadap mempertahankan atau mengembangkan organisasi. Maka dari itu diperlukan pengurus-pengurus yang aktif dalam mengembangkan Organisasi.

    Di era sekarang kebanyakan mahasiswa banyak yang tidak mau memaknai pentingnya musyawarah besar dalam berorganisasi mereka hanya menganggap itu adalah hal yang membosankan dan bisa menyita waktu mereka. Padahal jika kita melihat pengaruhnya sangat besar pada diri kita sendiri dan bisa berguna dalam memajukan suatu wadah atau organisasi yang kita ikuti apabila menekuni pentingnya musyawarah besar. Beberapa dampak positif mengikuti musyawarah besar diantaranya : 

    1. Melatih untuk meyuarakan gagasan/ide (pendapat)
    2. Semua permasalahan akan mudah di pecahkan
    3. Hasil keputusan bermanfaat bagi semua kalangan
    4. Pendapat yang berbeda bisa di satukan
    5. Terjalinnya kebersamaan dan kekeluargaan
    6. Mudah mendapatkan kesimpulan
    7. Menjaga stabilitas emosi
    8. Melatih jiwa-jiwa kepimimpinan.

    Jadi, buat apa berdiam diri kalau kalian punya masalah dalam suatu organisasi, sebenarnya  kalian harus mengutarakannya di dalam forum. Hasil hasil keputusan bukan hanya untuk organisasi semata melainkan berlaku untuk seluruh mahasiswa STITNU Al Farabi Pangandaran. (Najmul Umam)

    pangandaran jawa barat
    Anton atong sugandhi

    Anton atong sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Saya Ingin Daerah Tanjung Cemara Pantai...

    Artikel Berikutnya

    Pimpinan dan Redaksi Jurnalis Indonesia...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Danskadron Udara 5 Pimpin Upacara Pemakaman  Almarhum Peltu Muhammad Nur Kadir Di Tempat Pemakaman TNI AU Padangalla
    Jurika Fratiwi Ajak Presiden Percepat capaian Kesetaraan Gender Wujud Komitmen Bersama PBB
    Hendri Kampai: Kenaikan PPN Jadi 12%, Bukti Kemacetan Berpikir dalam Kebijakan Fiskal Indonesia
    Hendri Kampai: Selamat Hari Ibu, Harga Barang Naik Sudah Menunggu di Tahun Baru
    Hendri Kampai: PPN Naik, PPh Dibiarkan, Beban Rakyat Kecil Bertambah, yang Kaya Tetap Nyaman

    Ikuti Kami