Bupati Jeje Musnahkan Ratusan Alat Tangkap Bayi Lobster

    Bupati Jeje Musnahkan Ratusan Alat Tangkap Bayi Lobster

    PANGANDARAN JAWA BARAT -

    Dalam operasi gabungan penertiban beberapa pekan lalu, selain 250 alat tangkap Benih Bening Lobster/BBL, juga turut diamankan, perahu, mesin, serta alat penerangan, jerigen dan bahan bakar.

    Kegiatan pemusnahan alat tangkap BBL ini dipimpin oleh Bupati pangandaran, dan dihadiri oleh Wakil Bupati Pangandaran, Kapolres Ciamis, TNI AL, Dandim Ciamis, SatPol Air, Kejari, Kejati, tim SAR gabungan, Jaga Lembur, HNSI DPC Kabupaten Pangandaran, dan Susi Pudjiastuti selaku tokoh masyarakat yang juga mantan mentri kelautan.

    Pemusnahan alat tangkap ini terpaksa dilakukan untuk kepentingan nelayan secara umum, " kata Bupati Pangandaran H Jeje wiradinata seusai membakar alat tangkap bayi lobster, di lapang ketapang doyong pangandaran, selasa 06/04/2021.

    Dikatakannya bahwa, yang dimusnakan itu berupa jaring alat tangkap BBL, dengan total 250 jaring alat tangkap.

    Upaya penertiban ini akan terus dilakukan bersamai Kapolres, SatPol Air, TNI AL , jaga lembur juga taruna nelayan, dan pihak lainnya.

    Semua ini berkat kerjasama dengan berbagai pihak, berdasarkan izin Kapolres, serta kerjasama SatPol Air, TNI AL, jaga lembur, dan tim SAR gabungan lainnya.

    Takada kompromi, kita langsung eksekusi saja, tidak ada lagi sosialisasi, ya karena, masalahnya penangkapan benih lobster itu  sangat lah berdampak pada keberlangsungan hidup biota laut lainnya.

    Saat ini lobster menjadi hilang,   padahal sebelumnya transaksi di KUD Minasari biasa mencapai 2 sampai 3 miliar, namun sekarang nihil, ” jelasnya.

    Saya biasanya makan cumi hitam, sekarang sudah tidak ada lagi. seperti juga Ikan Layang, biasanya di musim kemarau itu melimpah, namun sekarang sama menghilang, Ikan teri juga sudah mulai hilang.

    Jeje berharap pemerintah pusat lebih tegas lagi dalam menangani pelaku penangkapan BBL, " pintanya.

    “Karena dengan dalih apapun misal, untuk budidaya, sampai sekarang ini belum ada yang berhasil dengan baik, " terangnya. 

    Karena, lanjut Jeje, bukan hanya Lobsternya saja yang hilang, tapi dalam posisi ekosistem rantai makanan, baby lobster itu sangat berpengaruh pada sekitarnya, sudah jangan ditangkapi, biarkan saja hukum alam yang menseleksi.

    Akibat dari biota laut yang kecil-kecilnya ditangkapi, sekarang

    di laut Pangandaran, lobster hilang, cumi mulai hilang, teri hilang, layang juga sama, hampir setahun kemarin saya sudah jarang melihat layur, " imbuhnya.

    Mantan Mentri kelautan pada kabinet kerja tahun 2014-2019, Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa: politisi nasional yang mendukung larangan penangkapan bayi lobster hanya Megawati Sukarno Putri, " sebutnya.

    Ketika itu, saya tahu, ada oknum yang menyalahgunakan jabatan dengan melakukan penangkapan bayi lobster. 

    Saya tau, disitu ada pejabat KKP yang mengeruk keuntungan ratusan milyar rupiah dari hasil penangkapan dan jual beli bayi lobster.

    Makanya, saya ambil langkah tegas dengan mengeluarkan larangan penangkapan bayi lobster, " katanya. 

    Pada waktu itu, penolakan dari berbagai kalanganpun datang, hingga pejabat dan politisi lainpun menentang kebijakan saya, " terang Susi. 

    Namun, sebagai nelayan yang tau ancaman punahnya biota laut, saya tetap tegar dan konsisten, saya tetap melarang penangkapan bayi lobster, " tandasnya.

    Selanjutnya Susi menambahkan, kenapa itu bagang tetap dibiarkan beroprasi disitu, padahal, bagang itu kan salah satu alat tangkap yang merusak ekosistem biota laut. 

    Ingat, lanjut Susi, segala jenis biota laut kecil kena ditangkap bagang, itu bisa jutaan jenis anak Ikan dan udang kena tangkap.

    Larva, atau jenis biota laut yang kecil-kecil itu kan rantai makanan biota laut yang lebih besar lainnya. 

    Karena, dalam sirklus kehidupan laut, plankton itu dimakan larva, kemudian larva dimakan oleh biota laut yang sedikit lebih besar, kemudian yang sedikit besar dimakan oleh yang lebih besar, yang lebih besar dimakan oleh yang paling besar. 

    Nah, yang besar biasanya migrasi kemanapun untuk mencari makanan yang sedikit lebih kecil darinya, maka, apabila yang kecil kecil habis ditangkapi oleh manusia dan bagang, kan jadi tidak ada rantai makanan, itu artinya ikan dan udang yang besar-besar tidak akan datang ke laut Pangandaran, begitulah sirklus kehidupan biota laut.

    Maka, dalam hal ini, saya menghimbau, sudah, hentikanlah penangkapan biota laut kecil lainnya, biarkan mereka hidup naturally,   jangan ganggu mereka, biarkanlah hukum alam yang mensleksinya,   insya Alloh, kedepan nanti para nelayan bisa makmur, " pungkas Susi.  (Anton AS)

    Pangandaran Jawa barat
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Nota Dinas Unit Kerja Pengadaan Barang dan...

    Artikel Berikutnya

    Even Though In pandemic Era, the Total Regional...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Ratusan Warga Gruduk Kantor Desa Sindangjaya    Mangunjaya
    Dittipideksus Bareskrim Sita Miliaran Uang Hingga Aset Dari Kasus Net89
    Gugur dalam Tugas, Jenazah Bripka Anumerta Ronald M. Enok Diterbangkan ke Jayapura dan Dimakamkan di Sentani
    Panglima TNI Dampingi Menhan RI Perkuat Kerja Sama Pertahanan dengan RRT
    Danlanud Sultan Hasanuddin Terima Audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel Bahas Kolaborasi Penurunan Stunting

    Ikuti Kami