PANGANDARAN - Akibat terlena dengan urusan pemilihan kepala daerah Pangandaran, ahirnya kita disebut sebagai daerah yang kurang patuh dan tidak disiplin memakai masker.
Ya, sejak Oktober hingga Desember 2020, mungkin kita terlena, dan hanya terfokus pada proses politik pemilihan bupati dan wakil bupati, yang ahirnya konsentrasi masyarakat pun hanya terfokus ke persoalan itu saja, " kata bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata seusai apel gabungan, di pantai Pangandaran Sabtu 23/01/2021.
Dikatan Jeje bahwa, di Jawa barat, sekarang Pangandaran berada pada urutan ke tiga setelah kota Tasikmalaya sebagai daerah yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Menurutnya, dalam pelaksanaan kampanye, pertama, masyarakat memang diwajibkan mematuhi prokes, namun koordinasi antar lembaga pemerintahan lebih fokus pada bagaimana pilkada bisa berjalan dengan baik.
Yang kedua, memang pada waktu itu Pangandaran termasuk daerah zona penyebaran rendah, yang ahirnya masyarakat jadi terlena, hingga penggunaan masker tidak terlalu penting hingga diabaikan.
Maka dari itu, ahirnya pada tanggal 12-13 Januari 2021, para kepala desa, babinkamtibmas, Babinsa, para camat, para danramil, para Kapolsek semua kami kumpulkan, kita buat intruksi protokol kesehatan dalam Adaptasi Kebiasaan Baru, termasuk pemakaian masker, " terangnya.
Yang mana dalam hal ini perlu saya tegaskan bahwa, jika melanggar protokol kesehatan, mereka kita berikan sanksi, juga bagi Desa yang tidak patuh terhadap intruksi bupati soal prokes, maka tunjangan dan bantuan lainnya yang dari pemkab akan ditunda, " tegasnya.
Selanjutnya, mulai pada tanggal 25-01-2021 kami akan melakukan evaluasi, " kita akan rillis dan dipublikasikan desa mana yang tidak taat pada intruksi, termasuk desa mana yang rendah penerapan protokol kesehatannya, " terang Jeje.
Sekarang kan pilkada sudah usai, maka dari itu saya akan lebih fokus pada penanganan Covid-19, termasuk kepatuhan terhadap protokol kesehatan, " pungkasnya.(Anton AS)