Anton Atong Sugandhi
Anton Atong Sugandhi
  • Jul 14, 2021
  • 8919

Untuk Mengahiri Pandemi Covid-19 Mestinya Kita Kompak Patuhi Aturan Pemerintah Terutama PPKM Darurat

PANGANDARAN JAWA BARAT - Untuk mengahiri Pandemi Covid-19 yang tak mengenal belas kasihan ini, mestinya kita kompak bersama patuhi aturan pemerintah terutama PPKM Darurat, " kata Bupati pangandaran H jeje wiradinata, Rabu 14/07/2021.

Dikstakannya bahwa, Pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat di masa Pandemi ini telah menyebabkan tekanan luar biasa bagi masyarakat Kabupaten Pangandaran.

Selain merasakan ancaman kesehatan dan keselamatan jiwa, mereka merasakan himpitan ekonomi yang tak kalah menyesakan dada, ya setidaknya itu tergambar dari suara-suara masyarakat di media sosial, yang mana, keluhan bahkan teriakan lapar, berseliweran ditulis netizen di berbagai grup-grup media sosial.

Tak sedikit pula kecaman bahkan narasi provokatif dilontarkan warga kepada pemerintah " kata Jeje.

Menurutnya, kalau ada situasi paling tidak enak dalam hidup saya, ya situasi sekarang ini lah, saya kan sering tak bisa tidur, berpikir terus, untuk berusaha, bagaimana cara menyelesaikan banyak permasalahan, karena apa? Ya karena saya ini kan pemimpin, tanggung jawab saya besar, ” kata Jeje.

Sebagai seorang pemimpin, disitu ada kewajiban, ada tanggung jawab yang harus dilaksanakan,  terutama penanggulangan COVID-19 yang berkaitan langsung dengan keselamatan jiwa masyarakat Pangandaran.

Ditengah segala keterbatasan, segudang persoalan harus saya selesaikan setiap hari, mulai dari keterbatasan anggaran sampai kepada keterbatasan pegawai akibat banyak yang terpapar COVID-19.

Tak cukup keruwetan urusan kerja, sebagai pemimpin tak jarang pula perasaan saya hancur ketika mendapati kejadian-kejadian tragis yang dialami masyarakat akibat COVID-19.

Misalnya saya merasa pedih yang sangat mendalam ketika Rabu pagi  menerima laporan seorang bayi usia 4 bulan meninggal dunia akibat terpapar COVID-19. Bayi laki-laki ini tertular dari orangtuanya.
“Ini menyedihkan sekali. 

Kemudian setiap hari banyak masyarakat yang meninggal dunia, sampai sekarang total sudah 118 meninggal dunia akibat COVID-19 ini, ” paparnya.

Lonjakan kasus COVID-19 di Pangandaran ini telah memberikan tekanan yang luar biasa bagi saya dan seluruh masyarakat Pangandaran, tanpa kecuali.

Situasi sulit ini tentunya dirasakan dalam bentuk yang berbeda-beda. Kaum buruh, kaum gaji, pedagang, pengusaha, jelata, pejabat, anak-anak, manula, semua menghadapi situasi sulit dalam dimensinya masing-masing.

Untuk mengahiri Pandemi Covif-19 yang tak mengenal belas kasian ini, yang kita butuhkan adalah kesadaran, kebersamaan dan kekompakan untuk Patuhi anjuran pemerintah terutama aturan PPKM Darurat, agar di tanggal 20 Juli nanti, kasus ini bisa landai dan seluruh sendi kehidupan kita bisa bergerak kembali, ” pinta Jeje.

Lebih lanjut Jeje  menceritakan pengalaman kurang mengenakan yang dialaminya ketika bersepeda sepulang “ngantor”. Beberapa hari terakhir ini saya memang kerap bersepeda dari kantor Bupati di Parigi ke rumahnya di Pangandaran.

“Saya itu pulang ngantor naik sepeda, namanya Bupati ya dikawal. Gara-gara begitu aja saya sampai diomelin. Ngajedog wae atuh  katanya, padahal saya teh pulang kerja, tidak ngajedog, ” kata Jeje sambil tersenyum.

Selain melepas stres, bersepeda sepulang ngantor menurut saya sebagai upaya menjaga kebugaran tubuh.
“Saya juga butuh olahraga atuh, supaya sehat, ” kata Jeje seraya mengaku tak terlalu ambil pusing dengan cibiran itu, " sebutnya.   (Anton AS)

Bagikan :

Berita terkait

MENU